Jasa Arsitek Dalam Arsitektur
Awalnya timbul pertanyaan bagaimana caranya membuat negri ini utk melek disain/ setidaknya menghargai karya disain? Dg menyuapi merekakah, dg tontonan gratis, atau melayaninya dg tarif miring, ah itu sebenarnya sah2 saja. Sebenarnya yg dihargai dari peran seorang arsitek bukan hanya sekedar keringat dan tenaganya saja, melainkan yg paling penting adalah ide / kerja keras otaknya, bukan hanya dlm memahami segala impian calon penghuninya, namun menerjemahkannya juga sesuai dg kaidah2 keilmuannya yg didapatkan dr pengalaman tentunya.
Berkarya terus berkarya adalah wujud eksistensi seorang arsitek di dunianya, tdk hanya berteori, mengoceh, mengobrol sana-sini, tanpa ada hasil konkretnya. Obrolan mungkin mudah dilupakan, tapi pengalaman visual & ruang dari hasil pemikiran disain arsitekturnya akan lebih dikenang di ingatan. Berkarya adalah proses evolusi dari kedewasaan pemikiran seorang arsitek dlm memahami arsitektur.
Namun tugas arsitek tidak utk mengeruk keuntungan dg ‘mengelabui’ klien dg tipu daya keindahan desainnya, namun jg menyampaikan pesan kesadaran bahwa setiap manusia bertanggung jawab kpd manusia yg lain lewat pengelolaan lingkungannya dg bijaksana, yg pd inti sebenarnya menghargai hidupnya sendiri dan jg hidup anak cucunya di masa datang.
Membangun kualitas hidup lingkungan yg lebih baik bukan hanya sekedarnya, mengekor saja, tanpa memikirkan apa yg bisa terjadi nanti dg hasil kerjaku skrg.
Arsitek bagaikan seorang Pelukis
Dia melukis diatas kanvas tanah, menyusun gambar dg tembok batu & kayu utk mewujudkan estetika.
Dlm karyanya terdapat keindahan. Proporsi & komposisi menyatu, baik dlm bentuk dan warnanya berpadu, bekerjasama menghadirkan efek visual yg indah, yg membuat mata berbinar, membuat hati gembira.
Mendramatisir suasana dengan alur ruang dan sirkulasi yang dikehendaki oleh penghuninya.
Arsitek harus mengerti konstruksi
Bagaikan tukang dia mampu mengimajinasikan cara rumah ini dibangun, bagian perbagian. Dia juga harus bijaksana dalam memberikan sentuhan, apakah itu hanya ornamen yang fungsinya hanya memperindah atau dia memiliki fungsi yang lain misalnya sebagai struktur yang bentuknya dibuat dengan sentuhan arsitek yang indah.
Jika dia tidak mengerti konstruksi bagaimana bisa dia menentukan proporsi & komposisi dari titik, garis bidang dan bentuk ruang yg dia gambar.
Antara estetika dan konstruksi sangatlah erat hubungannya, pengetahuan bahan, pengetahuan konstruksi akan sangat mempengaruhi hasil disain dari seorang arsitek. Jika dia punya semua itu dia tdk akan canggung bermain bentuk dan ruang sesuai dg keinginannya yg dijiwai oleh impian calon penghuninya.
Pemahaman konstruksi bagi arsitek nantinya akan berpengaruh pada nilai proyek pembangunan obyek yang didesainnya, semakin banyak ornamen yang bersifat aksesoris maka semakin banyak pula biaya yang akan dikeluarkan untuknya. Semakin banyak konstruksi yang dipaksakan hanya untuk mengejar bentuk aksesoris maka biayanya juga akan semakin tinggi.
Arsitek yang bijaksana dalam mempertimbangkan konstruksi dan bahan bangunannya nantinya akan menghasilkan desain yang bijaksana pula, bijaksana terhadap ekonomi, bijaksana terhadap penghuni, dan bisa jadi bijaksana terhadap lingkunganya.
Arsitek bagaikan seorang Psikolog
Dia mampu memahami apa yg diinginkan calon penghuninya, tentu saja paham bukan berarti menurut saja pd apa yg diminta oleh klien, tapi lebih cenderung pada membantu mengarahkannya pada tujuan yg lebih baik.
Arsitek harus perpengalaman
Berpengalaman dalam ruang & visual, jg berpengalaman dlm karya, semakin banyak karyanya maka semakin matang kedewasaan dalam penyelesaian desainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar